/* Script against SOPA ~ ILMU SAYA = ILMU ANDA = ILMU KITA ~

03 Oktober 2016

Instalasi Bash Shell Linux di Windows 10 x64

Setelah Windows Vista & Windows 8 membuat kecewa banyak pengguna, kini waktunya Windows 10 unjuk gigi dengan segala kemampuan dari Windows sebelumnya bahkan lebih, hingga ke dukungan pengembangan aplikasi bersifat open-source bagi para developer.

Berawal dari project Astoria (pengembangan toolkit Windows Bridge untuk platform yang lebih universal agar -developer- dapat membangun aplikasi untuk Windows dengan menggunakan coding dari aplikasi berbasiskan Android) yang ditinggalkan oleh Microsoft, kini, di Windows 10, kita dapat menemukan dukungan Windows Subsystem untuk Linux. Dengan ini, kita dapat menjalankan baris perintah berbasiskan Bash shell (yang selama ini hanya dapat dijalankan di Linux) di Windows 10 (CATATAN: ini bukanlah virtualisasi Linux di Windows 10!). Catatan lainnya adalah, Bash hanya dapat dijalankan pada Windows 10 yang 64-bit.

Berikut adalah instalasi Bash di Windows 10:
    Dari Start Menu, klik pada tombol "Settings" & pilih "Update & Security"
     
    Klik menu "For Developers" dari tab sebelah kiri & pilih "Developer mode" dari menu "Use developer features" di sebelah kanan. Tunggu hingga proses instalasi fitur untuk developer selesai
     
    Selanjutnya, buka jendela Control Panel. Klik "Programs and Features" lalu klik di "Turn Windows features on or off"
    Pada jendela yang muncul, geser ke bawah hingga ketemu pilihan "Windows Subsystem for Linux (Beta)". Berikan tanda centang lalu klik tombol [OK] dan tunggu hingga proses instalasinya selesai
     
    Ketika langkah di atas selesai, dari Start Menu, ketikkan "bash" dan jalankan aplikasi "bash" tersebut sebagai Administrator
     
    Anda akan dihadapkan pada pertanyaan apakah ingin melakukan instalasi Ubuntu di Windows, ketik "n" untuk membatalkan atau ketik"y" bila menyetujui syarat & ketentuannya serta ingin melanjutkan instalasi aplikasi Bash untuk Windows 10. Tunggu hingga proses download selesai

     


     

    Ketika proses download selesai, anda akan diminta untuk memasukkan username serta password
     
    Untuk melakukan otomatisasi instalasi "Bash on Ubuntu on Windows", ketikkan baris perintah "lxrun /install /y" pada jendela Bash tersebut & tunggu hingga proses download selesai
     
    Ketika langkah di atas selesai, dari Start Menu, ketikkan "bash" dan jalankan aplikasi "Bash on Ubuntu on Windows" sebagai Administrator
     
Kini anda sudah bisa menjalankan baris perintah Bash shell berbasiskan Ubuntu di Windows 10 anda!

Anda juga bisa melakukan instalasi software dari repositori Ubuntu meskipun kemungkinan nantinya tidak dapat berjalan selayaknya di Linux Ubuntu. Untuk mengetahui baris perintah lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman panduan baris perintah Linux serta pengantar Bash shell di HowToGeek.

Selamat mencoba!

24 Januari 2012

Mengembalikan Fungsi "Clear recent items list"

Recent items merupakan fitur dari Windows yang fungsinya mencatat semua file yang diakses oleh pengguna untuk ditampilkan pada menu Start dalam bentuk shortcut. Pada Windows Vista & 7, pengguna diberikan kemudahan untuk menghapusnya dengan cara klik kanan "Recent Items" dari menu Start lalu pilih "Clear recent items list" (pada Windows versi sebelumnya, penghapusan dilakukan melalui menu "Properties" dari "Taskbar"). Namun, pilihan ini bisa saja menghilang dari menu klik kanan tersebut sehingga anda terpaksa menghapus daftar file yang telah diakses tersebut satu-persatu.















Terdapat Pilihan "Clear recent items list"

Pilihan "Clear recent items list" menghilang





Berikut adalah langkah-langkah untuk mengembalikan pilihan "Clear recent items list" tersebut:


  1. Dari menu Start, klik kanan pada "Recent Items" lalu pilih Open. Atau, melalui Windows Explorer, buka direktori root folder "Recent Items" (C:\Users\NamaAkun\AppData\Roaming\Microsoft\Windows)





  2. Hapus secara permanen folder "Recent" (apabila Recycle Bin aktif, tekan-tahan [Shift] lalu [Delete] untuk menghapusnya)




  3. Tutup semua jendela yang aktif & simpan semua pekerjaan anda

  4. Logoff lalu login kembali



Sekarang, coba klik kanan pada "Recent Items" dari menu Start.

Pilihan "Clear recent items list" kini muncul kembali. Tidak perlu lagi repot menghapus daftar shortcut file yang telah anda akses satu-persatu, kecuali memang hanya ingin menghapus shortcut file tertentu saja. Selamat mencoba!



Mohon partisipasi anda untuk mengisi petisi menentang pengesahan undang-undang anti pembajakan Amerika dengan mengunjungi SOPAStrike, karena undang-undang tersebut memungkinkan dilakukannya sensor dan/atau penutupan domain secara sepihak. Anda tidak perlu harus berkebangsaan Amerika untuk mendukung gerakan Stop SOPA+PIPA.

18 Januari 2012

STOP THE INTERNET BLACKLIST LEGISLATION (SOPA & PIPA)!!!

The Internet blacklist legislation—known as PROTECT IP Act (PIPA) in the Senate and Stop Online Piracy Act (SOPA) in the House—invites Internet security risks, threatens online speech, and hampers Internet innovation. Urge your members of Congress to reject this Internet blacklist campaign in both its forms!


To make the most impact right now, we're asking YOU to do two things. Today, use our handy tool to send an email to your representatives, letting them know you oppose these bills and they should too. Then, on January 23, when the Senate is back in session (and scheduled to vote on PIPA on January 24), call your Senator and tell him or her that it's time to stand with the Internet and against the Internet blacklists!



Big media and its allies in Congress are billing the Internet blacklist legislation as a new way to battle online infringement. But innovation and free speech advocates know that this initiative will do little to stop infringement online. What it will do is compromise Internet security, inhibit online expression, and slow growth in the technology sector.


As drafted, the legislation would grant the government and private parties unprecedented power to interfere with the Internet's underlying infrastructure. The government would be able to force ISPs and search engines to block users' attempts to reach certain websites' URLs. In response, third parties will woo average users to alternative servers that offer access to the entire Internet (not just the newly censored U.S. version), which will create new computer security vulnerabilities as the Internet grows increasingly balkanized.


It gets worse: the blacklist bills' provisions would give corporations and other private parties new powers to censor foreign websites with court orders that would cut off payment processors and advertisers. Broad immunity provisions (combined with a threat of litigation) would encourage service providers to overblock innocent users or even block websites voluntarily. This gives content companies every incentive to create unofficial blacklists of websites, which service providers would be under pressure to block without regard to the First Amendment.


Service providers would be forced to monitor and police their users' activities as well, threatening the DMCA safe harbors that have been vital to online innovation over the last decade. SOPA gives the government new powers to go after sites that provide information about tools that might be used to bypass the blacklists – even though these are often the same tools used by democratic activists around the world to bypass Internet censorship mechanisms implemented by authoritarian governments like Iran and China.


Senator Ron Wyden (D-OR) and Representative Darrell Issa (R-CA) have led the charge in explaining how the blacklist bills threaten the very infrastructure of the open Internet, joined by a growing, bipartisan, group of Congress members. The White House also recently stated it will not support a bill that threatens free speech, innovation, and Internet security. But every Senator and Representative should be opposing the PROTECT IP Act and SOPA and we need to hold the White House to its word. Contact your members of Congress today to speak out!



Tulisan ini diambil dari http://www.mozilla.org/sopa/



Kunjungi sopastrike & berikan dukungan anda untuk menentang UU Sensor Internet Amerika.

16 Agustus 2011

Mem-bypass Pemblokiran Website

Mohon untuk tidak menyalahgunakan tulisan ini untuk mengakses/men-download situs porno maupun situs terlarang lainnya!



Tema tulisan yang penulis usung kali ini agak di sambung-sambungkan dengan kemerdekaan Indonesia yang akan dirayakan setiap tanggal 17 Agustus: kebebasan!


Tulisan ini akan membeberkan beberapa trik yang biasa digunakan untuk mengakali pelarangan akses internet. Harap diingat, pelarangan yang diterapkan sebenarnya untuk tujuan yang bagus: bekerja efisien dengan internet tanpa memboroskan bandwidth. Hanya saja, menurut pendapat pribadi penulis, pelarangan tersebut sebaiknya dimatikan di luar jam kerja dan/atau tidak ada orang lain yang masih bekerja & membutuhkan bandwidth tinggi untuk menunjang pekerjaannya. Disinilah gunanya tulisan ini, sayang sekali kalau bandwidth yang ada tidak dimanfaatkan sepenuhnya di saat jam kerja selesai maupun saat tidak ada lagi orang lain yang masih membutuhkan bandwidth untuk menyelesaikan pekerjaannya. Akan lebih baik kalau bandwidth tidak terpakai itu dibebaskan untuk mencari hiburan pelepas kepenatan setelah bekerja. Agar pembaca dapat merasakan kebebasan browsing selepas jam kerja, silahkan dicoba beberapa trik berikut:




  1. Internet Protocol

  2. Pada kolom baris alamat browser, ketikkan IP situs tujuan. Untuk jasa gratisan pencari IP situs, kunjungi situs ip-adress untuk mengetahui alamat IP situs yang ingin dikunjungi. Contoh: daripada mengetikkan "www.domain.com", ketikkan "127.0.0.1".


  3. Cache Google

  4. Mesin pencari Google biasa menyimpan cache. Cache, dalam artian menurut penulis, adalah kumpulan informasi yang bersifat sementara akan pemanggilan suatu aplikasi/halaman web. Informasi ini tersimpan hanya jika pengguna sudah melakukan pemanggilan pertama. Tujuannya adalah agar pemanggilan berikutnya tidak membutuhkan proses yang lebih lama dari pemanggilan pertama berkat informasi yang sudah disimpan dari pemanggilan pertama tersebut. Dalam hal ini, kita memanfaatkan cache yang tersimpan pada server mesin pencari.







  5. Situs Penerjemah

  6. Untuk dapat mengunjungi situs yang diblokir, kunjungi situs penerjemah online terlebih dahulu. Trik ini mengelabui proxy karena nama situs penerjemah yang akan diminta untuk diproses. Namun, cara ini mempunyai kelemahan dalam mengakses beberap situs yang menggunakan protokol terenkripsi seperti Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS). Contoh: kunjungi "Google Translate". Lalu, ketikkan alamat situs yang hendak dikunjungi pada kolom teks untuk diterjemahkan.







  7. Web2Mail

  8. Web2Mail adalah penyedia jasa email gratisan yang dapat menerima feed dari situs yang dikehendaki. Namun, untuk versi gratisan, feed yang kita terima hanya bila ada perubahan dari situs tersebut.


  9. WayBack Machine

  10. WayBack Machine adalah situs pengarsipan. Hampir semua situs aktif diarsipkan disini. Kita bisa menampilkan versi terdahulu suatu situs karena situs ini bertindak hampir seperti perpustakaan digital, hanya saja data yang tersimpan berupa data-data lama, dan bekerja serupa dengan situs web proxy.







  11. Screen-Resolution.com

  12. Screen-Resolution.com dapat menampilkan berbagai macam situs dalam ragam resolusi. Cara kerjanya juga serupa dengan situs web proxy.


  13. Google Mobile Search

  14. Google Mobile Search adalah mesin pencari khusus perangkat mobile. Sama seperti saat memanfaatkan situs penerjemah, kita wajib mengunjungi situs ini terlebih dahulu. Pada kolom pencarian, ketikkan nama situs atau alamat situs yang ingin dituju. Kelemahan dari trik ini, hanyalah, beberapa situs akan ditampilkan dalam versi mobile-nya. Juga, javascript dan CSS tidak akan diproses oleh browser karena memang desain situs ini untuk mengolah halaman web agar bisa ditampilkan pada perangkat mobile.







  15. Pemendek URL

  16. Saat ini, sudah banyak situs penyedia jasa pemendekkan URL (Uniform Resource Locator) suatu situs. Kelemahan dari trik ini, pengunjung situs social network akan sedikit kesulitan karena hierarki URL yang harus dipendekkan. Situs penyedia jasa pemendekkan URL yang populer: bit.ly dan adf.ly


  17. Aplikasi portable

  18. Umumnya, browser yang terpasang di komputer tidak bisa diutak-atik serta tidak bisa melakukan instalasi aplikasi apapun karena pelarangan yang diterapkan sebagai bagian dari kebijakan penggunaan komputer. Apabila kasusnya seperti ini, gunakan Mozilla Firefox portable (bisa di download dari sini). Tambahkan plugin portable Tor ke dalam Mozilla Firefox portable tadi. Atau, gunakan Tor-Firefox Portable secara langsung. Keunggulan aplikasi portable adalah tidak diperlukannya proses instalasi.


  19. Web Proxy

  20. Ini adalah trik yang paling populer & paling ampuh. Cara kerjanya, kita meminta situs penyedia jasa proxy gratisan untuk membuka situs yang terblokir. Ada puluhan ribu situs penyedia jasa proxy gratisan. Sehingga, hampir tidak mungkin untuk turut memblokirnya.


    Berikut adalah daftar 10 Web Proxy terbaik menurut penulis:




Demikian trik kali ini. Hidup INDONESIA!!!

18 Mei 2011

Mengetahui Ragam Process Windows Melalui Task Manager

Tips kali ini akan membahas cara mengetahui process yang sedang berjalan dalam sistem Windows anda. Bagi yang belum tahu process apa yang dimaksud, adalah thread dari aplikasi yang sedang berjalan di atas layar maupun di belakang layar. Aplikasi yang berjalan di atas layar merupakan aplikasi yang anda jalankan secara manual sedangkan yang di belakang layar adalah aplikasi yang memang dibutuhkan oleh sistem operasi anda serta aplikasi driver dan aplikasi yang diatur untuk berjalan secara otomatis saat Windows dijalankan. Contoh dari aplikasi yang berjalan di atas layar/yang anda jalankan secara manual adalah game, aplikasi multimedia, pengolah kata, dsb. Untuk aplikasi yang berjalan di belakang layar adalah service dari Windows itu sendiri, driver dari komponen komputer anda, virus, dsb.


Mengapa kita perlu mengetahui process apa saja yang sedang dijalankan Windows? Karena kita dapat mengetahui service serta aplikasi mana yang harus dimatikan seandainya diperlukan (seperti untuk melakukan defrag dengan lancar atau bila terjadi crash pada Windows). Juga, kita bisa mengetahui dan melacak lokasi file induk virus bilamana Windows anda memang terinfeksi oleh virus (indikasi awal biasanya berupa pelarangan menjalankan Task Manager itu sendiri).


Lanjut ke tips kali ini, setiap aplikasi yang terinstal serta yang dijalankan memiliki sebuah process yang memang dibutuhkan agar aplikasi tersebut dapat berjalan lancar. Untuk mengetahui hal ini, Microsoft telah menyediakan sebuah tool bawaan Windows: Task Manager. Jalankan Task Manager dengan mengkombinasikan [CTRL] + [ALT] + [DEL] atau [CTRL] + [SHIFT] + [ESC]. Cara mengetahui suatu process yang dibutuhkan oleh aplikasi tertentu:





  1. Jalankan Task Manager


  2. Klik pada tab "Process"


  3. Apabila belum pernah dilakukan penyesuaian tersendiri, tab ini hanya akan memunculkan daftar process yang berjalan sesuai dengan akun pengguna yang sedang digunakan. Agar bisa mengetahui daftar process keseluruhan, klik pada bagian "Show processes from all users" untuk memberikan tanda centang (v). Bila diminta, masukkan password administrator komputer tersebut atau klik [OK] untuk mengkonfirmasikan Windows bahwa anda memiliki hak Administrator.


  4. Untuk menambahkan kolom informasi process lainnya, klik "View" lalu "Select Columns..."


  5. Berikan tanda centang pada daftar kolom yang tersedia yang sesuai dengan keinginan anda. Klik [OK] untuk mengakhiri.



  6. Klik kanan pada salah satu process yang ada lalu pilih "Properties"


  7. Pada jendela properties yang muncul, kita bisa mengetahui informasi umum seperti lokasi file executable tersebut serta ukuran file.

    Klik pada tab "Details" untuk melihat digital signature (keterangan menyeluruh) aplikasi tersebut; seperti deskripsi dari aplikasi tersebut, jenis file, versi, dsb.

    Dari tab inilah kita bisa tahu keabsahan process dari file yang dimaksud. Apabila file tersebut virus, biasanya, tidak akan ada keterangan menyeluruh atau hanya akan berisikan informasi bahwa file tersebut merupakan Microsoft Visual Basic pada bagian deskripsinya. Tutup jendela ini lalu klik kanan kembali pada process yang dimaksud dan pilih "End process" dan lakukan langkah disinfeksi yang sesuai. Perlu diketahui, "End process tree" dapat menyebabkan sistem menjadi tidak stabil karena turut mematikan process lain maupun service Windows yang mutlak dibutuhkan Visual Basic itu sendiri.


  8. Terakhir, untuk mengetahui service yang turut diaktifkan oleh suatu process, klik kanan pada salah satu process yang ada lalu pilih "Go to Service(s)"


  9. Service yang turut dijalankan akan nampak tersorot pada tab "Services". Bila tidak ada yang tersorot, berarti process tersebut tidak membutuhkan service dari Windows sehingga tidak ada service yang dijalankan. Langkah ini juga berlaku sebaliknya, kita dapat mengetahui process yang dijalankan oleh suatu service dengan cara yang sama (melalui tab "Services").






Demikian tips kali ini. Semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu Windows anda!